Sabtu, 07 Maret 2015
sun wind
Angin matahari (solar wind) adalah partikel bermuatan yang mengalir keluar dari matahari serta bintang lainnya, ke segala arah.
Angin matahari sebagian besar terdiri dari proton dan elektron bebas (plasma) dengan energi sekitar 1 keV (kilo-elektron-volt).
Energi sejumlah itu sebenarnya cukup besar, tapi angin matahari biasanya tidak berbahaya karena kepadatannya yang rendah.
Angin matahari memancar keluar hingga jarak sekitar 100 AU (1 AU = jarak bumi-matahari), atau sekitar tiga kali jarak matahari dengan Neptunus.
Pada batas terluar pengaruhnya, angin matahari bertabrakan dengan medium antarbintang. Wilayah di mana angin matahari dominan dikenal sebagai heliosphere.
Belum diketahui sepenuhnya bagaimana angin matahari lolos dari matahari dan melakukan perjalanan ke luar.
Diduga, hal ini sebagian disebabkan oleh suhu yang sangat tinggi dari korona, lapisan tertinggi atmosfer matahari, yang berkisar antara 1 hingga 3 juta Kelvin dengan sesekali mencapai 10 juta Kelvin.
Bagaimana Korona memiliki temperatur amat tinggi masih menjadi pertanyaan lain yang belum terpecahkan.
Saat terpancar, angin matahari memiliki kecepatan antara 400 hingga 700 km/detik. Bahkan dengan mempertimbangkan suhu tinggi korona, partikel-partikel ini harus mendapatkan tambahan energi kinetik dari suatu tempat untuk bisa mencapai kecepatan sebesar itu.
Medan magnet yang dihasilkan oleh elektron bebas diduga berkontribusi pada percepatan proton menjauhi matahari.
Angin matahari adalah faktor penyebab berbagai fenomena yang terlihat di bumi, termasuk aurora, badai geomagnetik (dalam kasus parah dapat merusak jaringan listrik dan membahayakan astronot), serta ekor plasma komet.
Matahari memancarkan sekitar 6,7 miliar ton per jam angin matahari, terdengar seperti banyak, namun menjadi tidak signifikan ketika tersebar di ruang angkasa yang begitu luas.
Ini berarti bahwa setelah 150 juta tahun, matahari akan memancarkan angin matahari seukuran massa bumi.
Sepanjang masa hidupnya selama 4,57 milyar tahun, matahari hanya kehilangan 0,01% massanya akibat dipancarkan menjadi angin matahari.
Bintang lainnya, terutama Wolf-Rayet, kehilangan lebih banyak massa akibat dipancarkan sebagai angin matahari.
Sementara matahari membutuhkan 50 triliun tahun untuk kehilangan semua massanya melalui angin matahari, bintang Wolf-Rayet hanya membutuhkan sekitar 100.000 tahun.
Pengaruh angin matahari mulai menurun di “terminatioan shock” atau sekitar 75 AU dari matahari, di mana kecepatannya menurun dari supersonik ke subsonik.
Pesawat ruang angkasa Voyager 1 berhasil mencapai shock terminasi pada tanggal 23-24 Mei 2005.
Data yang dikirim ke bumi memberi gambaran lebih baik pada ilmuwan tentang perubahan dinamika setelah angin matahari tidak lagi memberi pengaruh utama pada lingkungannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar