Minggu, 08 Maret 2015
Sputnik merupakan satelit tak berawak milik Uni Soviet yang mengorbit bumi pada tanggal 4 Oktober 1957.
Dalam bahasa Rusia, Sputnik berarti “fellow traveler of earth”.
Sputnik menggunakan bahan bakar minyak tanah dan memiliki berat 84 kg. Pesawat ini bisa melaju hingga kecepatan 28.000 kilometer per jam dan terus mengorbit bumi hingga 4 Januari 1958.
Meskipun hanya mengirimkan sinyal bip monoton, keberhasilan pesawat ruang angkasa buatan manusia untuk mengorbit bumi merupakan pencapaian monumental pada abad ke-20.
Dirintis oleh Sputnik, saat ini telah terdapat ribuan satelit yang mengorbit diatas langit bumi dengan berbagai fungsi dan keperluan.
Untuk memahami dampak peluncuran Sputnik, kita perlu mempertimbangkan konteks saat itu.
Pada tahun 1955, AS mengumumkan rencana untuk membuat program satelit yang akhirnya menjadi proyek Vanguard.
Program Vanguard ternyata berjalan lambat dan membikin frustasi. Saat AS baru mencapai kemajuan dasar, tersiar berita bahwa Soviet telah berhasil meluncurkan satelit ke orbit.
Meskipun kalangan intelijen mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang kemajuan Soviet, masyarakat awam benar-benar terkejut dengan berita ini.
Untuk kebanyakan orang Amerika, pemikiran bahwa Soviet bisa meluncurkan sesuatu ke ruang angkasa yang bisa terbang ke mana saja begitu meresahkan dan menakutkan.
Perlombaan ruang angkasa dan senjata yang mengisi sebagian besar paruh kedua abad ke-20 dapat ditelusuri kembali ke Sputnik.
Kemajuan Soviet di ruang angkasa terus berlanjut. Pada 3 November 1957, Soviet meluncurkan Sputnik II dengan membawa anjing bernama Laika.
Sputnik III lantas diluncurkan pada Mei 1958 dengan berat hampir 1.400 kilogram dan mampu mengorbit selama dua tahun sambil mengumpulkan banyak informasi berharga tentang bumi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar