Jumat, 06 Maret 2015
IO
Io merupakan salah satu bulan Jupiter.
Bersama dengan Callisto, Europa, dan Ganymede, Io disebut sebagai bulan Galilea, atau bulan yang ditemukan oleh astronom Italia, Galileo Galilei, menggunakan teleskop versi awal.
Io merupakan bulan Galilea terdalam dan terekspos dengan medan magnet dan radiasi Jupiter yang amat kuat.
Karena pasang surut pemanasan akibat orbit di sekeliling Jupiter, Io merupakan salah satu objek tata surya yang secara geologis paling aktif, dengan lebih dari 400 gunung berapi.
Ketika pesawat ruang angkasa tanpa awak Voyager I pertama kali melihat bukti vulkanisme di Io, hal ini menjadi penemuan pertama vulkanisme di luar bumi dan memicu kegairahan besar dalam komunitas ilmiah.
Permukaan Io yang tanpa kawah juga menjadi fenomena lain yang menarik perhatian para ilmuwan.
Terselimuti oleh belerang dan belerang dioksida beku dengan inti silikat tipis, permukaan Io yang penuh gunung berapi membuatnya mirip pizza berwarna kuning.
Pele, yang merupakan gunung berapi besar di Io, senantiasa meletus dan dikelilingi oleh cincin merah material vulkanik.
Letusan Pele adalah yang membuat ilmuwan menyadari untuk pertama kalinya bahwa Io aktif secara vulkanik.
Aktivitas geologi yang intens membuat Io memiliki gunung yang lebih tinggi dari Everest yaitu Boösaule Montes yang memiliki ketinggian hingga 16 km.
Meskipun tidak memiliki kawah, Io ditutupi dengan depresi (cekungan) vulkanik kecil yang disebut paterae.
Cekungan ini biasanya dibatasi oleh tebing curam, dan terlihat mirip dengan kaldera meskipun mekanisme pembentukannya masih belum sepenuhnya dipahami.
Paterae terbesar memiliki diameter 200 km. Pada tahun 1999 dan 2000, pesawat ruang angkasa Galileo berhasil mengamati lava mengalir aktif dekat paterae.
Ketika melewati Io pada tanggal 1 Maret 2007 dalam perjalanannya ke Pluto, pesawat ruang angkasa New Horizons berhasil mengamati letusan di wilayah vulkanik Tvashtar Paterae dengan tinggi letusan mencapai 330 km sambil memuntahkan magma sulfat.
Seandainya Io memiliki atmosfer seperti bumi, maka udara akan berbau busuk akibat letusan belerang yang terjadi secara konstan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar