Timor Timur (Timor Leste dalam bahasa Portugis) adalah salah satu negara baru di dunia. Negara ini menempati bagian timur Timor, sebuah pulau di Asia Tenggara yang terletak di antara Indonesia dan Australia.
Jalan Timor Timur menuju kemerdekaan adalah salah satu yang paling tragis dalam sejarah. Pada tahun 1975, saat Portugis hendak membebaskan Timor Timur setelah 400 tahun mendirikan pemerintahan kolonial, negara ini diserbu dan dianeksasi secara paksa oleh Indonesia. Akibatnya, sepertiga dari warga Timor Timur tewas.
Setelah pemungutan suara untuk kemerdekaan dilakukan pada tahun 1999, Timor Timur hampir hancur oleh amukan yang dilakukan oleh milisi pro-Indonesia dan pasukan reguler. Tapi hari ini, dengan bantuan ekonomi dari masyarakat internasional, Timor Timur mulai bangkit kembali di bawah pemerintahan demokratis liberal.
Orang-orang Timor Timur sebagian besar berasal dari Melayu dan Papua. Mereka berbicara setidaknya dalam 15 bahasa yang berbeda. Bahasa Tetum dan Portugis adalah bahasa resmi. Bahasa Inggris dan Indonesia juga banyak digunakan.
Sekitar 75 persen warga Timor Timur menganut Lulik, agama animisme pribumi. Sejumlah kecil orang memeluk Islam. Sebagian lain menggabungkan diri dalam agama Katolik Roma dan keyakinan Lulik.
Ukuran Timor Timur hampir sama dengan ukuran negara bagian New Jersey di Amerika Serikat. Negara ini menempati bagian timur Timor, pulau terbesar dan paling timur dari Kepulauan Sunda Kecil. Negara ini juga mencakup Oรฉ-Cusse (daerah kantong terpisah yang dikelilingi oleh Timor Barat Indonesia) dan dua pulau lepas pantai, Atauro dan Jaco.
Wilayah Timor Timur berbatu dan berpegunungan. Puncak tertinggi di negara itu adalah Foho Ttatamailau, setinggi 2.963 meter. Dari Oktober atau November sampai Mei, angin muson barat laut membawa uap air ke pulau ini.
Kebanyakan orang Timor Timur tinggal di desa-desa pertanian yang tersebar di penjuru negeri. Mereka menanam jagung, padi, singkong, ketela, dan ubi jalar untuk makan dan mengekspor kopi, teh, dan karet. Mereka beternak babi, kambing, dan ayam untuk acara-acara seremonial. Mereka juga beternak kuda gunung Timor untuk mengangkut barang, dan kerbau untuk membantu bekerja di sawah.
Selama serangan 1999 oleh milisi pro-Indonesia, ekonomi Timor Lorosae hampir hancur. Rumah, bisnis, sekolah, gedung-gedung pemerintah, dan rumah sakit dibakar dan dijarah. Pengangguran melonjak hingga 80 persen, membuat Timor Timur bergantung pada bantuan internasional. Satu harapan untuk masa depan Timor Timur terletak pada cadangan berharga minyak bumi dan gas alam yang terkandung di alam Laut Timor.
Dili, ibu kota dan kota terbesar Timor Timur, memiliki populasi sekitar 193.500 jiwa. Terletak di pantai utara pulau, Dili adalah pelabuhan utama dan memiliki sebuah bandara internasional, membuatnya menjadi pusat perdagangan. Dili adalah rumah bagi University of East Timor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar